Rabu, 14 Oktober 2009

KISAH PEMBANTU RUMAH TANGGA DARI PIHAK MAJIKAN PART V-VIII

V

Aku memakai dua pembantu suka konflik. Aku suka ke pada dua pembantu ini karena rajin pada dasarnya… yang satu mengurus anak2ku yang masih kecil dan menyapu dan mengepel bila anak2 sudh tidur. dan yag satu urusannya mencuci, setrika dan memasak


Aku tidak tahu persoalannya sebenarnya…


Satu hari… ibu si darti mau merancun aku ….. dia menunjukkan sambal yang memang agak berbau baygon ……

Usut punya usust darti mengakui perbuatannya karena benci banget melihat si Titi….. aku tapi tidak bermaksud membunuh… Cuma mau kasih pelajaran saja… Wauw ngeri sekali… nanti kalau aku punya salah tidak sengaja , bisa saja dia berbuat hal yang sama….


Darti aku kembalikan ke rumahnya


VI

Pembantu yang kalau bicara tidak pernah bisa menjawab halus tanpa bermaksud kurang ajar…. Kalau menjawat : Iya .. bu… (tapi denan nada seperti membentak)…..


VII

Pembantu laki-laki yang juga minum susu anakku yang saat itu masih belums atu tahun umurnya. Milo jgua di minumiya… padahal sudah diberikan gula, kopi khusus untuk dia… diomongin juga tidak mempan.


VIII

Atun. Hanya berdasarkan kepercayaan…. Diantar oleh seseorang ke Rumah kakakku. Wah… anaknya pinter… tapi ngerokok… yah.. aku biarin saja sepanjang pekerjaannya beres… sudah di larang tapi tidak mempan…. Ada niatanku mengajarinya menyupir mobil satu waktu. Karena anaknya cerdas.


SAtu hari dia bilang mau kawin… maka cutilah dia untuk kawin…. Dia bilang akan tetap bekerja tetapi tiap sabtu pulang ke tempat suaminya …..dan kembali setiap senin pagi. Harus aku akui anak ini cerdas banget. Diajar apa saja sangat cepat menangkapnya…..


Aku yah percaya saja. Sesudah 3 tahun bekerja, satu hari seperti biasa harus pulang… (bertepatan anakku harus operasi usus buntu). Karena anak ibu operasi, besok malam aku sudah pulang bu…. Sesudah itu dia raib begitu saja….. yah ampun… baru aku sadar… kemana mencari dia… aku tidak tahu asal muasalnya… begitu juga kakakku yang diantar oleh orang yang biasa mengantar pembantu.


Seandainya terjadi sesuatu , betul2 tidak bisa dilacak….. satu hari ketahuan bahwa dia sebenarnya masih suka berhubungan dengan pembantuku yang saat ini sudah 20 tahun bekerja… tapi bisa saling merahasiakan… jadi suka berkunjung ke tempat pembantuku itu…


Capek aku untuk mengajar jujur… ternyata si atun itu pindah kerja… seandainya dia jujur.. dan mendapat pekerjaan yang jauh lebih baik, pasit aku ijinkan karena itu adalah rejekinya. Hanya caranya saja yang aku tidak setuju. Untuk empertahankan diri harus berbohong… tapi mungkin saja karen apengalamannya juga… ketika dia berterus terang…. Dia tidak mendapat perlakukan yang semestinya dan diapresiasi. Maka… bohonglah yang dpat menelamatkannya.



Tidak ada komentar: