Rabu, 14 Oktober 2009

KISAH PEMBANTU RUMAH TANGGA DARI PIHAK MAJIKAN PART IV

Bagaimana tidak seperti disambar petir ketika pembantu yang baru bekerja tiga bulan di Rumah (rumahnya tidak begitu jauh dari rumahku) mengatakan bahwa dia melakukan hubungan seksual dengan salah satu keponakanku. Yang aku kesal, dia bercerita tidak ke aku langsung tetapi melalui tukang cuci yang kerjanya hanya mencucui dan kemudian pulang ke rumahnya.


Pokonya tukang cuciku dianggap bisa menyelesaikan persaolannya. Lah… keponakanku sudah pulang ke bandng…. Keponakan dari suami lagi…. Wah… bagaimana ini…


Tukang cuciku si Marni …. Mulai memaparkan pengalaman si Tini… “:Bu dia tkaut nyampein… kan Pak. Toni kalau pulang malam, ibu kadang-kadang belum pulang dari kerja…. Nah sudah berkali-kali pak. Toni nyamperin ke kamar Tini…. Lalu ngajak gituan… tapi janji akan ngawinin. Karena ada yang mendukung mulailah si tini berani bicara:”iya bu… saya sudah telat berapa hari datang bulan…. Saya sih Cuma minta di kawinin saja… habis itu kalau mau diceraikan terserah saja….


Aku sempat terdiam dan kerongkonganku seperti tersumbat rasanya. “Tuhan… berikan aku kebijaksanaan untuk bicara” kataku dalam hati …..”Ibu tolong panggilkan pak. Toninya deh sekrang apa kapan gitu… “ sambungnya lagi….Begini saja Tini, besok saya akan telepon Pa Toni…. “Iya bu… daripada nanti keluarga si TIni semua datang ke Rumah ibu bagaimana” kata si Marni menimpali.


Esok harinya aku kembali bicara….. Tini, saya sudah hubungi toni tapi tidak bisa. MEmang aku telepon si Toni keponakanku itu… dan aku minta untuk datang berkaitan denan si Tini. Dia memang berjanji akan datang… tapi enggan dan akhirnya memang tidak datang. Suami dan keluarga pasti tidak percaya… pasti di pikir hanya bohong supaya untuk memras saja… dan dari keluarga terhormat pula.


“Tini, besok kita periksa ke dokter apakah Tini hamil atau tidak yah… kataku” akhirnya dia menyetujui dan besoknya TIni aku bawa ke dokter kandungan untuk periksa kehamilan (Tini sudh punya 3 anak) dan hasil pemeriksaan adalh negative.


“Jadi begini Tini, kenapa begitu kejadian tidak cerita sama ibu. Meskipun pa Toni itu keponakan ibu, sekarang ibu tidk mampu mendatangkan dia untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya kalaula itu benar. Sekarang sudah ada hasilnya bahwa Tini tidak hamil. Dia diam dan kembali mengulangi…”dia kanjanji mengawini saya bu… “ balasnya sambil mengeluarkan airmatanya. Saya tidk berpihak ke mana-mana… kalianlah yang tahu kebenarannya. Tapi Tini tidak hamil kan… dan suami Tini kan juga masih mau tetap dengan Tini… yah.. besok pulanglah yah… ibu minta maaf.


Esoknya dia pulang dan tidk pernah datang lagi.


Aku tidak tahu tentang kebenarannya. Hanya mereka dan Tuhan lah yang tahu…..


Tidak ada komentar: