Minggu, 07 September 2008

Bagaimana Cara Berbicara Tentang Sex Terhadap Anak - Anak Kita

BAGAIMANA CARA BERBICARA TENTANG SEX TERHADAP ANAK-ANAK KITA

Maraknya tindak kekerasan terhadap anak dapat kita lihat baik di media cetak maupun elektronik maupun cyber.. Data menunjukkan bahwa angka anak yang mengalami tindak kekerasan semakin meningkat secara khusus anak-anak yang mengalami tindak kekerasan seksual.
Banyak orang tua yang takut berbicara tentang sex terhadap anak-anaknya. Di Indonesia secara umum biasanya karena menganggap berbicara tentang sex apalagi terhadap anak-anak adalah sesuatu hal yang tabu dan selain itu memang tidak tahu bagaimana cara berbicara tentang hal tersebut terhadap anak-anaknya. Terdapat juga kekhawatiran kalau berbicara tentang sex jangan-jangan anak-anak malah melakukan sesuatu yang berhubungan dengan sex, misalnya hubungan seksual.. Banyak hasil penelitian mengungkapkan yang mengungkapkan bahwa anak Indonesia belajar tentang sex dari teman-temannya atau membaca, menonton tentang pornography..
Yang dibutuhkan oleh anak-anak kita adalah informasi yang akurat dan benar sehingga mereka tahu melakukan hal-hal yang berhubungan untuk melindungi dirinya dari tindakan-tindakan yang mengarah pada kekerasan seksual.

Suka atau tidak suka orangtua harus belajar berbicara terhadap anak-anaknya tentang obat-obat terlarang, sex dan juga AIDS. Mungkin hal-hal di bawah ini dapat dipertimbangkan untuk menjadi pedoman daasar untuk membantu orangtua untuk memberikan pendidikan sexual..

ORANGTUA HARUS MENJADI PENDIDIK UTAMA BAGI ANAK-ANAKNYA.

Secara hakiki anak ingin berbicara tentang sex dengan orangtuanya dan mereka ingin mendengar nilai / value anda tentang hal tersebut.. Jangan menjadi takut bahwa anda dianggap sebagai orangtua yang kuno dan memalukan dihadapan anak-anak anda. Kita harus berani mengakui bahwa sebenarnya sebagai orangtua yang sering dianggap kuno itu sangat sulit berbicara tentang topik tersebut tetapi jelaskan bahwa anda mau melakukan itu karena kita mencintai anak-anak kita.

Jangan menunggu pertanyaan datang dari anak-anak kita. Anda juga bisa memulai untuk berbicara tentang hal tersebut. Misalnya berdiskusi tentang tayangan televisi, berita di koran atau majalah atau media lainnya.

Bila anak-anak mulai membuka percakapan tentang sex, harus dilihat sebagai sesuatu yang positif dan kita harus berusaha menjawabnya. Jangan pernah berkata: ” ssst, jangan bicara tentang sex karena kamu belum dewasa, atau pantang loh bicara tentang sex” Ini adalah awal dari diskusi dan keterbukaan sehingga kita dipercaya dan anak-anak merasa nyaman menyampaikan segala hal kepada kita sebagai orangtua. Kecuali bila kita belum tahu tentang jawabannya maka kita harus jujur mengatakan bahwa kita belum tahu dan berusaha mencari jawabannya.
Namun demikian harus diingat bahwa ketika kita berbicara tentang seksualitas , usia dan kematangan anak harus menjadi pertimbangan.

Misalnya berbicara dengan anak usia 0 – 2 tahun.
Kita bisa mulai memperkenalkan seluruh bahagian-bahagian tubuhnya termasuk kelaminnya. Tentunya dengan rangkulan dan pelukan dari kita sebagai orangtua.

Lain halnya dengan usia 3 – 4 tahun
Kadang-kadang anak-anak menanyakan dari mana datangnya bayi. Kita harus belajar menjawabnya Mereka sudah dapat diajarkan tentang kebersihan tubuhnya seperti mandi, menggosok gigi, makanan yang sehat dan tidur siang. Sudah bisa kita mulai mengajarkan bagaimana mereka melindungi tubuhnya dan privasi
Usia diatas 4 tahun sampai 8 tahun sudah mempunyai pengetauan yang lebih kompleks tentang hal kesehatan, penyakit dan seksualitas. Biasanya ingin tahulebih banyak tentang keluarga, kelahiran dan bahkan kematian. Mereka sudah banyak menyerappengetahuan tentang sex, AIDS, obat-obat terlarang dari media elektronik maupun cetak Dapat kita beritahu tentang kesehatan ketika anak kita luka misalnya. Kesempatan yang baik untuk dijelaskan bahwa kalau tidak segera dibersihkan maka akan masuk virus yang mengakibatkan infeksi. Mungkin mereka bertanya tentang AIDS. Sesuatu yang baik bila kita sampaikan bahwa AIDS tidak menular kendati dia bermain, makan atau berbicara dengan anak / temannya yang terkena HIV AIDS. Kita jelaskan bagaimana penularan HIV AIDS bisa terjadi
Dengan anak-anak pra teenager kita harus bicara tentang sex, obat terlarang dan bagaimana melakukan pencegahan. Usia ini adalah usia puber apalagi karena gizi yang baik dewasa ini anak-anak memperoleh haid lebih awal dari masa sebelumnya. Keinginan tahunya sangat besar tentang sex dan sangat perlu memperoleh informasi yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Mereka sudah dapat diinformasikan bahwa hubungan seksual dpat mengakibatkan kehamilan, penyakit dan bahan infeksi HIV.
Bagaimana dengan usia diatasnya. Informasi tentang seksual begitu merajalela dan tidak dapat dibendung. Dapat dijelaskan bahwa hubungan seksual itu baru dapat dilakukan bagi orang-orang yang sudah dapat bertanggung jawab dan tidak dapat dilakukan dengan sembarang orang dan tentunya yang sudah masuk ke lembaga pernikahan yang bertanggung jawab yang tidak hanya dihadapan manusia tetapi terutama di hadapan Tuhan. Untuk hal itu diperlukan kedewasaan.

Tinggal menambahkan bagaimana kita sebagai orangtua bisa menjelaskannya dengan bijaksana dan kasih sayang.


Juni, 2006
Magdalena Sitorus
.

Tidak ada komentar: